TENS atau Transcutaneus Electrical Stimulation adalah stimulasi electrikan yang diberikan untuk mengontrol nyeri dengan mengaktivasi system saraf afferent. Energy electrical yang keluar dari alat akan masuk ke dalam tubuh melalui gel pad (elektroda) yang akan diterima oleh reseptor sensory dikulit, terjadi proses depolarisasi pada saraf sensor, saraf motoric dan saraf nyeri hingga timbul rasa tingling/kesemutan, lalu impuls akan diteruskan ke system saraf pusat melalui jalur afferent. Setelah sampai di system saraf pusat informasi tersebut akan di intrepretasi dengan berbagai cara.

Intensitas

Berupa energy listrik yang akan masuk ke dalam tubuh pasien dalam satuan mA (miliamper). Untuk menentukan intensitas kita harus mengukur berapa nilai Minimal Sensory (TH/ST) dan nilai Maksimal Sensory (MT) hingga timbul kontraksi. Lalu di masukkan ke dalam rumus sebagai berikut: (MT-TH) x 50% + ST sebagai contoh: Nilai Minimal Sensori (5 mA), lalu nilai Maksimal Sensori (35 mA) sehingga: (35-5) x 50% + 5 = 20 mA Intensitas pasien tersebut 20 mA.

Indikasi dan Kontradiksi

Indikasinya dibagi menjadi 2 yaitu nyeri akut dan nyeri kronis, indikasinya meliputi: Nyeri akibat trauma, musculoskeletal, sindroma kompresi neurovaskuler, neuralgia, causalgia. Sedangkan kontra indikasi dari TENS yaitu pada penderita dengan alat pacu jantung, alat-alat listrik yang ditemukan pada tubuh pasien.

S.O.P

Kursi, terlentang atau tengkurap di bed.

  1. Pastikan bagian atau area tubuh yang akan dilakukan terapi bersih dan kontak langsung dengan kulit.
  2. Oleskan pad electrode dengan gel yang menempel pada electrode.
  3. Pasang pad electrode sesuai dengan kondisi pasien.
    • Pemasangan pad electrode pada atau sekitar nyeri
    • Paint Point (atas bawah dari lokasi nyeri)
    • Cross (menyilang pada area nyeri)
    • Bracket (tepat pada lokasi nyeri)
    • Pemasangan pad electroda pada dermatome

Dengan S.O.P selanjutnya sebagai berikut.

  1. Pemasangan pad electroda pada segmen sumsum tulang belakang (medulla spinalis)
  2. Pemasangan pad electrode pada pleksus
  3. Pemasangan pad electrode pada titik akupuntur/trigger point
  4. Atur dosis frekuensi dan intensitas (disesuaikan dengan toleransi pasien)
  5. Atur timer/waktu sesuai kebutuhan antara 10-15 menit.
  6. Tanyakan apakah dosis yang diberikan sudah nyaman ataukah ada nyeri.
  7. Mengakhiri terapi.
  8. Beritahu kepada pasien bahwa terapi sudah selesai jika suara timer alat berbunyi (berhenti otomatis).
  9. Angkat pad electroda dari pasien.
  10. Bersihkan gel pada kulit dengan tisu.
  11. Tanyakan kepada pasien dan periksa kemungkinan efek samping.
  12. Catat tindakan dalam buku register Fisioterapi

Efek fisiologinya adalah sensasi menggelitik, menusuk, dan dengungan mesin yang mungkin terasa tidak nyaman bagi sebagian orang. Frekuensi Tens menggunakan low frequensi 0-100 Hz.

BACA JUGA:
Terapi Lilin: Metode Paraffin Bath Fisioterapi , 3 Kampus yang Memiliki Jurusan Fisioterapi Terbaik Se-Indonesia